Selasa, 19 Agustus 2014

Wanita



Makhluk indah yang diciptakan Tuhan untuk memberi warna, memberi kehangatan, mengindahkan segala sesuatu yang terlihat kurang.  Tentu saja ini dalam artian yang positif, tidak negatif.
 
Wanita, begitu memiliki perasaan yang lembut, yang menjadikannya terlihat anggun. Dalam keadaan apapun saya rasa memang terkadang perasaannya berubah-ubah. Wajar. Manusiawi.

Bagi saya wanita ditakdirkan untuk menunggu. Menunggu untuk terus sambil memantaskan diri dan meningkatkan apa yang seharusnya dia miliki dalam diri.

Wanita mana yang tidak senang, bahagia, terharu ketika ada seorang pria yang benar-benar menyanyangi, mencintai, mengaguminya dengan sepenuh hati. Wanita mana yang tidak meleleh hatinya ketika ada seorang pria yang datang ke rumah wanitanya dan bertemu dengan orang tua wanita tersebut untuk memberanikan diri mengatakan bahwa ia menyayangi anaknya. Sungguh sangat menarik. Menarik untuk terus dirasakan. Menarik untuk terus dibayangkan saat kejadian itu akan terjadi, sedang terjadi, dan bahkan sudah terjadi. Apalagi pria tersebut juga mengatakan bahwa ia tidak ingin kehilangan anak dari orang tua tersebut dan ingin bersama-sama selamanya. Dan pria tersebut juga mengatakan bahwa meski wanita itu terkadang menyebalkan, membuat ribet, menuntut ini itu tapi ia tetap akan bersama wanitanya. Tapi wanita itu melakukan semua hal yang dikatakan prianya bukan lain dan memang hanya karna satu alasan bahwa wanita itu menyayangi prianya. Wanita itu ingin agar prianya terus menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang memang benar-benar seperti yang ia harapkan. Ya, memang terkadang harapan itu tidak sesuai.

Ah, ini pasti semua wanita akan merasakannya. Kalaupun saat itu belum tiba, bersabarlah. Tunggu sampai saat itu benar-benar tiba, sekali lagi sambil terus memperbaiki dan memantaskan diri. Karena apapun yang diinginkan dan diimpikan dengan sungguh bagi saya memang akan terwujud.
Saya pribadi sangat mengacungkan jempol saat ada pria yang begitu mengistimewakan wanitanya. Dan sebaliknya untuk wanita yang begitu menghargai segala bentuk dan perlakuan yang sudah dilakukan pria untuknya.
Salam hangat dan termanis untuk semua wanita.


*Ditulis dengan perasaan yang teramat bahagai tapi dengan ruhiyah yang kurang sehat.

Selasa, 10 Juni 2014

Catatan Lapangan - Gerobak Rina Rini (Tugas Kuliah Metodologi Penelitian)



GEROBAK RINA RINI
Tanggal    : 13 April 2013
Waktu      : 16.40-17.00
Tempat     : Bintaro, Jakarta Selatan

Catatan Deskriptif
            Terlihat sebuah gerobak yang sedang ditarik oleh seorang laki-laki memakai kemeja berwarna abu-abu kusam di sepanjang jalan Bintaro Sektor 7, Jakarta Selatan. Hari itu, Sabtu sore dimana suasana di jalan raya tersebut ramai, banyak mobil-mobil mewah melintas, motor-motor yang tidak kalah banyaknya pun ikut melintas. Tetapi laki-laki itu tetap menarik gerobak yang besarnya ± ½ m x 1 m yang terdapat dua orang anak perempuan kembar yang sedang duduk di dalamnya. Anak perempuan kembar itu memakai baju yang bercorak sama dan terlihat kusam serta kotor. Rambutnya sebahu, berat badannya kira-kira 40kg hampir ideal dengan tinggi badannya.
Di sepanjang jalan tersebut terdapat banyak toko-toko, rumah makan, dan tempat perbelanjaan. Dipinggir jalan, laki-laki itu menarik gerobaknya sambil melihat ke kanan ke kiri untuk menemukan barang-barang bekas. Seperti kardus, botol-botol bekas dan plastik-plastik yang sudah tidak terpakai. Sekitar 3-4 km bapak itu menarik gerobaknya untuk mencari barang bekas, anak kembarnya hanya duduk saja didalam gerobak.
Catatan Reflektif
Si Bapak yang terbilang sudah berumur lanjut dan terlihat sangat lelah terus mencari barang-barang bekas dan anak kembarnya yang hanya menemani bapaknya di tengah hiruk pikuknya jakarta padahal disitu merupakan kawasan daerah elit.


SEMBILAN ANAK KEBAHAGIAANKU
Tanggal : 14 April 2013
Waktu : 16.45-18.00
Tempat : Bintaro Sektor 7, Jakarta Selatan
Catatan Deskriptif
Warta, kelahiran tahun 1957 berasal dari Indramayu, tidak berpendidikan yang telah tinggal di Jakarta setelah menikah 30 tahun yang lalu. Ke Jakarta mencari penghidupan yang lebih baik untuk menghidupi keluarganya. Hidup di Jakarta sebagai pemulung mencari barang-barang bekas. Untuk mencari barang-barang bekas Pak Warta berangkat dari rumah jam 08.00 pagi dan pulang jam 08.00 malam. Tinggal di kampung sebagai seorang Petani yang penghasilannya tidak menentu karena hanya bekerja pada waktu-waktu tertentu, yaitu hanya pada musim tanam. Setelah menanam tidak memiliki kegiatan, kemudian bekerja kembali pada saat musim panen. Pak Warta memiliki sembilan orang anak yang semuanya dilahirkan di Indramayu. Memilih melahirkan di dukun karena biaya yang dikeluarkan terbilang lebih murah dibandingkan di Jakarta tepatnya di rumah sakit, begitu katanya.
Anak yang pertama bernama Arnensi berumur ± 31 tahun yang sekarang tinggal di Indramayu dan sudah berkeluarga. Arnensi sudah memiliki tiga anak yang juga tinggal bersamanya.
Lalu anak kedua, Darto yang berumur 30 tahun. Darto belum menikah tetapi akan menikah sehabis Hari Raya Idul Fitri nanti. Darto ini sudah dilangkahi oleh tiga adiknya untuk menikah.
Anak ketiga, Penci Andriani. Yang berumur 29 tahun juga sudah menikah dan juga tinggal di kampung, di Indramayu.
Anak keempat, Yesi Topiawati. Dengan logat medok Pak Warta menceritakan kalau anak keempatnya ini juga sudah menikah dan sudah memiliki satu anak. Yesi juga tinggal di Indramayu.
Titin Supriatin, anak kelima Pak Warta. Begitu pun juga sudah menikah dan memiliki satu anak dan juga tinggal di Indramayu.
Anak keenam, ketujuh, kedelapan dan kesembilan tinggal bersama Pak Warta dan istrinya, Bu Sani. Dwi Anggraini yang berumur 17 tahun hanya bersekolah sampai kelas 3 SD. Karena tidak memiliki biaya yang cukup maka Dwi tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Sekolah sampai kelas 3 SD sudah bisa membuatnya untuk membaca, menulis dan berhitung meski dalam keterbatasan. Selanjutnya, si kembar Rina dan Rini. Si Kembar yang berumur 12 tahun adalah anak ketujuh dan kedelapan Pak Warta dan Bu Sani. Bertinggi badan ± 160 cm dan berat badan 40 kg dengan rambut sebahu dan kulit yang terbilang gelap. Si Kembar Rina Rini ini juga sudah tidak bersekolah. Putus sekolah pada kelas 4 SD yang beralasan karena tidak memiliki biaya yang cukup untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Pak Warta mengatakan bahwa meski biaya sekolah sudah gratis tapi pada saat masuk sudah mengeluarkan biaya sebesar satu juta rupiah, kemudian pembiayaan untuk buku-buku sekolah dan keperluan sekolah lainnya. Beda dengan Dwi, Rina dan Rini dalam hal membaca tidak begitu lancar entah kenapa Pak Warta sendiri tidak mengetahuinya.
Lalu anak terakhir, Della Safitri berumur enam tahun. Della memiliki badan yang kurus, karna dia jarang makan, sehingga della menjadi gampang terserang penyakit. Sama seperti kakak-kakaknya Della pun tidak sekolah karna Pak Warta dan Bu Sani tidak memiliki biaya untuk menyekolahkan Della.
            Dari anak pertama sampai anak kelima hanya beda satu tahun tetapi jarak dari anak kelima ke anak keenam terlampau jauh perbedaannya. Pak Warta menuturkan bahwasanya Bu Sani sudah mengikuti program KB tetapi namanya rezeki dari Allah tidak dapat ditolak, katanya.
            Ada hal yang selalu Pak Warta ingat tiap harinya “susah senang bersama keluarga, tidak ada itu yang namanya lelah karena semua demi anak”. Hal itu menjadi acuan untuk Pak Warta menjalani kehidupan.
Catatan Reflektif
            Sosok Pak Warta yang memang sangat gigih untuk mencari barang-barang bekas demi menghidupi keluarga dan mencari sesuap nasi karena tinggal di Jakarta. Wajah yang terlihat peluh keringat yang menetes di pipinya, topi yang dipakai untuk sesekali mengipas-ngipas keringatnya.

RUMAHKU
Tanggal : 16 April 2013
Waktu : 17.00 – 18.00
Tempat : Pasar Jengkol
Catatan Deskriptif
Lokasi pemukiman ini berada di daerah Pasar Jengkol Pondok Aren, Jakarta Selatan. Pemukiman pengepul ini dibatasi oleh seng-seng yang sudah berkarat, terlihat dari pagar depan yang terbuat dari seng. Pemukiman pengepul ini terletak sangat dekat dengan empang yang sebagian besar merupakan genangan air yang berwarna hitam yang berisi banyak sampah dan tanaman air yaitu eceng gondok. Tempat tinggal para pengepul ini berada sangat dekat dengan empang tersebut.
Pak Warta, menempati salah satu kontrakan yang yang ada di pemukiman pengepul tersebut. Kontrakan itu berukuran 3m x 4m. Berdinding teriplek dan kayu bekas, beralaskan tanah yang dilapisi dengan banner bekas serta atapnya yang terbuat dari genteng seadanya yang dilapisi plastik-plastik bekas yang berfungsi untuk menadah air ketika hujan turun. Di dalam kontrakan dibagi menjadi dua bagian yang disekat dengan teriplek bekas. Ruangan pertama yang disekat ukurannya lebih besar karena di ruangan inilah keluarga Pak Warta melakukan sebagian aktivitasnya. Seperti istirahat, menonton tv, masak dan tidur. Terdapat kasur yang sudah kusam dan tumpukan pakaian, televisi berukuran 14 inchi, kompor gas, dan lemari makanan yang terbuat dari kayu yang mulai rapuh. Sebagian besar barang-barang yang ada di kontrakan tersebut didapat dari mengkredit barang yang mereka cicil dengan harga dua ribu rupiah perhari. Ada juga barang-barang hasil pemberian keluarga-keluarga mampu yang tinggal di komplek perumahan Bintaro. Terdapat pula makanan seperti beras, mie instan, kopi, gula, teh yang diberikan oleh mahasiswa yang kampusnya terletak tidak jauh dari pemukiman mereka. Ruangan kedua yang berukuran lebih kecil, digunakan sebagai tempat untuk menaruh barang-barang bekas hasil memulung.
Catatan Reflektif
Rumah yang jauh dari rasa nyaman untuk ditinggali menjadi tempat kebahagiaan mereka. Dengan barang-barang yang seadanya dan sebagian barang-barangnya yang sudah tidak layak pakai mereka tetap gunakan. Berkumpul bersama keluarga menjadi hal yang indah untuk keluarga ini. Keakraban serta harmonis juga ada didalamnya

TERNYATA ADA BOS PENGEPUL
Tanggal : 16 April 2013
Waktu : 18.10 – 19.00
Tempat : Pasar Jengkol
Catatan Deskriptif
Selati (40 tahun) berasal dari Madura, lalu merantau ke Jakarta mendirikan usaha komunitas pengepul karena kakak-kakak Bu Selati yang terlebih dahulu sudah sukses menjalankan usaha tersebut. Ibu bos, begitu panggilannya, juga tinggal bersama keluarganya di pemukiman ini. Ibu Selati memiliki empat orang anak dan juga adik-adiknya yang tinggal bersama di pemukiman ini. Terdapat 40 kepala penghuni yang tinggal di pemukiman ini. Empat puluh penghuni tersebut terdiri dari orang-orang yang sudah berkeluarga dan masih membujang. Sebagian penghuni kawasan pengepul itu berasal dari daerah Indramayu dan Madura. Memiliki empat orang anak, anak keempatnya berumur enam tahun.
Di pemukiman ini terdapat beberapa kontrakan yang sebagian besar hanya berukuran 3m x 4m. Terdapat salah satu rumah yang ukurannya lebih besar, rumah besar itulah yang ditinggali oleh Ibu bos dan keluarganya. Di setiap kontrakan tidak terdapat kamar mandi, di pinggir empang ada mck umum yang didirikan dari bantuan orang-orang sekitar. Dahulu, sebelum ada kamar mandi umum, para penghuni mandi, mencuci baju dan mencuci piring semuanya dilakukan di empang yang letaknya sangat dekat dengan pemukiman tersebut. Air yang berwarna hitam pekat dan tercampur oleh sampah, jadi setelah mandi di empang biasanya masyarakatnya langsung mengalami gatal-gatal pada kulitnya.  
Sekitar ± 20 tahun Selati mendirikan komunitas pengepul. Lima tahun di daerah Ceger, sepuluh tahun di daerah Sarmili. Dan sekarang di daerah Pasar Jengkol Jakarta Selatan sudah hampir lima tahun mendirikan tempat pengepul ini. Sudah sekitar tiga kali ibu Selati berpindah-pindah untuk mencari tempat yang bisa digunakan sebagai tempat usahanya atau mendirikan tempat pengepul. Biasanya Ibu Selati menyewa tanah kosong milik warga, lalu Ibu Selati bersama orang-orang yang mengikutinya sejak lama seperti Pak Warta bekerja sama mendirikan kontrakan-kontrakan untuk mereka tinggali. Para keluarga yang mengontrak atau ikut dengan Ibu Selati merasa sangat nyaman, dikarenakan para keluarga yang mengontrak tidak di bebankan biaya untuk menyewa kontakan dan membayar listrik, setiap setengah bulan sekali para keluarga tersebut juga di beri uang makan sebasar dua ratus ribu rupiah dan dibayarnya dengan barang-barang bekas. Barang-barang bekas yang dikumpulkan oleh para pengepul saperti Pak Warta biasanya di timbang lalu dibayar oleh ibu bos setiap setengah bulan sekali.
Catatan Reflektif
            Ibu Selati bersikap ramah terhadap orang-orang yang bekerja dengannya.

Proposal Penelitian RnD (Tugas Kuliah Metodologi Penelitian)



PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MAKET PADA MATERI VULKANISME SEBAGAI PENYEBAB PERUBAHAN BENTUK MUKA BUMI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP

Diajukan sebagai salah satu syarat memenuhi nilai Ujian Akhir Semester
pada Mata Kuliah Metodologi Penelitan
dengan dosen Dr. Nusa Putra, S.Fil., M.Pd


Description: C:\Users\H.SUKMADI\Desktop\logo_keren_unj.jpg


Disusun Oleh:
Ayu Nofianti                           4915116892


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Fokus Masalah
Dalam pembelajaran IPS lebih kuat tampak sebagai proses pengalihan dan penyerapan informasi berupa bahan pelajaran sebagai muatan kurikulum. Disajikan dalam pelajaran klasikal, sehingga metode ceramah lebih banyak digunakan dan dipandang efektif untuk mencapai target kurikulum. Hal ini konsisten dengan posisi dan peran guru yang kurang kreatif dalam menciptakan iklim, situasi dan kondisi bagi tumbuhnya proses pembelajaran pada peserta didik.
            Metode lain seperti inquiry, pemecahan masalah, dan sosial drama, yang dipandang lebih efektif dalam mengembangkan proses berpikir belum banyak digunakan. Hal ini disebabkan penggunaan merode tersebut masih dipandang memerlukan waktu yang banyak, sehingga khawatir target kurikulum tidak tercapai. Kelemahan yang muncul dalam proses pendidikan IPS, antara lain pada suasana belajar kaku dan terpusat pada satu arah, sehingga kurang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk lebih aktif dalam belajar. Budaya belajar lebih ditandai oleh hapalan daripada budaya berpikir, sehingga untuk mata pelajaran ini peserta didik cenderung menganggapa sebagai pelajaran hapalan.
B.       Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu:
1.      Media pembelajaran apa yang perlu diterapkan agar suasana pembelajaran menjadi lebih kreatif dan menarik siswa untuk memahami materi Vulkanisme?
2.      Apakah media pembelajaran maket sudah diterapkan di SMP?
3.      Bagaimana menerapkan media pembelajaran maket dalam pembelajaran di SMP?
4.      Apakah media pembelajaran maket dapat memudahkan guru menyampaikan materi Vulkanisme?
C.      Rumusan Masalah
“Bagaimana mengembangkan media pembelajaran maket pada materi vulkanisme sebagai penyebab perubahan bentuk muka bumi dalam pembelajaran IPS?”


D.      Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, masalah dibatasi pada pengembangan media pembelajaran maket pada materi vulkanisme sebagai penyebab perubahan bentuk muka bumi dalam pembelajaran IPS.
E.       Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini, yaitu:
1.      Mengembangkan media pembelajaran maket dalam pembelajaran
2.      Menghasilkan media pembelajaran maket untuk SMP yang dirancang dan disesuaikan dengan materi vulkanisme sebagai penyebab perubahan bentuk muka bumi dalam pembelajaran IPS
F.       Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, yaitu:
1.      Menyediakan media pembelajaran maket dalam pembelajaran
2.      Mempermudah proses pembelajaran


BAB II
KAJIAN TEORI

A.      Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses pembelajaran. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
B.       Maket
Maket adalah sebuah bentuk tiga dimensi yang meniru sebuah benda atau objek dan biasanya memiliki skala. Maket  biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sebuah keadaan. Jadi, maket digunakan sebagai sebuah representasi dari keadaaan sebenarnya menuju keadaan yang akan diciptakan. Jika dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan maket, maka dalam bahasa Inggris sering disebut dengan mockup.
Terdapat banyak jenis maket. Beberapa jenisnya antara lain: maket arsitektur, maket mekanikal, maket struktural, maket simulasi, maket diorama,dan lain-lain. Sedangkan judul maketnya sendiri tergantung dari nama proyek yang sedang dikerjakan. Baik itu gedung, rumah tinggal, pabrik, pelabuhan, dan lain sebagainya.
Adapun bahan-bahan dari maket biasanya terbuat dari kayu, kertas, tanah liat, dan sebagainya. Hal ini bergantung pada hasil akhir yang diinginkan. Seperti contoh, jika kita ingin membuat hasil akhir maket dengan teknik monochrome, maka bahan yang digunakan bisa saja bahan-bahan yang mengandung unsur putih, seperti styrene atau styrofoam. Sedangkan bila ingin menghadirkan maket yang menghasilkan efek sephia, maka dapat digunakan bahan berupa kayu balsa.
Sebuah maket yang layak untuk di presentasikan menandai selesainya suatu proses perancang dan membutuhkan suatu upaya yang besar dalam membangun maket tersebut agar tampak sempurna.
Sebuah maket tidak lebih dan tidak kurang adalah sesuatu yang abstrak, gambar miniatur dari sesuatu yang sesungguhnya yang dipertaruhkan bukan penggambaran yang tepat dari suatu realitas, tetapi proses dari penyederhanaan untuk mendapatkan bentuk absiran yang telah ditentukan.
Maket mengandung segi karakter seperti lubang, proyeksi, jendela, dan rancangan atap. Dalam bentuk yang abstrak ini, area lokasi-landscape dalam skala kecil disederhanakan dan di ilustrasikan dengan bahan yang telah dipilih sebagai dataran rata. jika landscape berlereng, hal ini dapat di maketkan dengan lapisan horizontal yang ditumpuk di atas yang lain.

C.      Vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan aktivitas gunungapi, yaitu pergerakan magma dari dalam litosfer yang menyusup ke lapisan yang lebih atas atau sampai ke permukaan bumi. Di dalam litosfer, magma menempati suatu kantong yang dinamakan dapur magma (batholit). Kedalaman dan besar dapur magma itu sangat bervariasi. Ada dapur magma yang letaknya sangat dalam, ada pula yang dekat dengan permukaan bumi.
Perbedaan letak ini merupakan penyebab adanya perbedaan kekuatan letusan yang terjadi. Pada umumnya, dapur magma yang dalam menimbul kan letusan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan letaknya dangkal.
D.      Research and Development


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A.      Tujuan Operasional Penelitian
            Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran maket pada materi vulkanisme sebagai penyebab perubahan bentuk muka bumi dalam pembelajaran IPS bagi siswa SMP kelas VII.

B.       Waktu dan Tempat Penelitian
            Kegiatan penelitian ini dilakukan selama 4 bulan. Pembuatan produk pada penelitian ini berupa maket vulkanisme. Tahan pengembangan dan perbaikan produk dilakukan di tempat tinggal penulis. Sedangkan tahap ujicoba dilaksanakan di SMP Negeri 234 Jakarta dan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta.

C.      Metode Penelitian
            Metode yang diguanakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan (Research and Development) dengan percobaan suatu produk dan penyempurnaannya.

D.      Prosedur Penelitian

No
Tahap
Tujuan
Kegiatan
Perangkat
1
Analisis Kebutuhan dan Pengumpulan Data
1.      Mengidentifikasi kebutuhan maket sebagai media pembelajaran IPS
2.      Mencari informasi seberapa jauh gambaran maket sebagai media pembelajaran IPS
1.      Melalukan survei kebutuhan siswa terhadap maket sebagai media pembelajaran IPS
2.      Melakukan peninjauan terhadap berbagai literatur yang akan digunakan.
Siswa sebagai responden dan angket sebagai perangkat.
2
Desain produk
Mengembangkan maket sebagai media pembelajaran IPS
1.      Merancang maket yang akan dibuat berdasarkan materi vulkanisme
2.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan maket
3.      Membuat maket vulkanisme
1.      Hasil analisis materi vulaknisme
2.      Alat dan bahan untuk membuat maket
3.      Skesta maket vulkanisme
3.
Validasi desain
1.      Menghasilkan maket berdasarkan sketsa yang telah dibuat
2.      Meminta masukan dari para ahli mengenai desain
1.      Menampilkan hasil maket yang telah dibuat kepada para ahli
2.      Meminta penilaian dari para ahli terhadap maket yang telah dibuat
1.      Maket
2.      Silabus dan materi pembelajaran
3.      Para ahli sebagai responden
4.      Angket sebagai instrumen penilaian dari para ahli
4
Ujicoba skala kecil
1.      Meminta penilaian dari guru mata pelajaran IPS untuk mengetahui kesesuaian maket dengan materi vulkanisme
2.      Mengetahui ketertarikan siswa terhadap maket dalam penggunaan dan penerapan serta pengembangan maket dalam pembelajaran IPS
1.      Menampilkan maket yang telah dibuat kepada guru dan siswa
2.      Menerapkan fungsi maket terhadap materi vulkanisme
3.      Memberikan angket validasi kepada siswa terhadap maket
1.      Maket
2.      Guru dan siswa sebagai responden
3.      Angket penilaian

5
Revisi atau perbaikan produk
Memperbaiki maket yang telah dibuat
Melakukan perbaikan maket
Alat dan bahan yang masih diperlukan
6
Ujicoba lapangan
1.      Meminta masukan dan penilaian dari guru IPS dan siswa untuk melakukan perbaikan terhadap maket
2.      Mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa terhadap maket
1.      Melakukan ujicoba pada skala besar
2.      Melihat respon guru dan siswa
3.      Memberikan angket validasi kepada siswa dan guru
1.      Maket
2.      Guru dan siswa sebagai responden
3.      Angket penilaian



E.       Instrumen penilaian
            Instrumen yang digunakan dalam penelitian pengembangan (RnD) ini berupa:
1.      Instrumen penelitian dan pengumpulan informasi (Analisis Kebutuhan)
Instrumen ini berisi pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan siswa dan guru dalam pembelajaran IPS agar media pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Instrumen ini digunakan dalam tahap ujicoba skala kecil.


2.      Instrumen uji coba kelayakan penilai (materi dan desain produk)
Instrumen uji kelayakan mengacu kepada pendapat penilai media dan desain produk. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis. Hasil yang diperoleh dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap produk.
3.      Instrumen uji kelayakan kepada guru dan siswa
Instrumen uji kelayakan ini ditujukan kepada guru IPS dan siswa SMP Negeri 234 Jakarta.

F.       Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan berupa data hasil ujicoba kepada para penilai, guru dan siswa. Data diperoleh berdasarkan angket yang telah diberikan kepada responden terhadap produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan kemudian diujikan kepada penilai materi, penilai desain, guru serta siswa SMP Negeri 234 Jakarta. Setelah menggunakan produk, responden kemudian mengisi angket yang telah diberikan. Data yang diperoleh berupa angket pernyataan yang telah diisi oleh responden.

G.      Teknik Analisis Data
            Data yang diperoleh, dianalisis dengan melakukan perhitungan menggunakan skala. Dapat dilihat sebagai berikut:
0%-20%          : Sangat kurang
21%-40%        : Kurang
41%-60%        : Cukup
61%-80%        : Baik
81%-100%      : Sangat baik