PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN MAKET PADA MATERI VULKANISME SEBAGAI
PENYEBAB PERUBAHAN BENTUK MUKA BUMI DALAM
PEMBELAJARAN IPS DI SMP
Diajukan
sebagai salah satu syarat memenuhi nilai Ujian Akhir Semester
pada
Mata Kuliah Metodologi Penelitan
dengan dosen
Dr. Nusa Putra, S.Fil., M.Pd
Disusun Oleh:
Ayu Nofianti 4915116892
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Fokus
Masalah
Dalam
pembelajaran IPS lebih kuat tampak sebagai proses pengalihan dan penyerapan
informasi berupa bahan pelajaran sebagai muatan kurikulum. Disajikan dalam
pelajaran klasikal, sehingga metode ceramah lebih banyak digunakan dan
dipandang efektif untuk mencapai target kurikulum. Hal ini konsisten dengan
posisi dan peran guru yang kurang kreatif dalam menciptakan iklim, situasi dan
kondisi bagi tumbuhnya proses pembelajaran pada peserta didik.
Metode lain seperti inquiry,
pemecahan masalah, dan sosial drama, yang dipandang lebih efektif dalam
mengembangkan proses berpikir belum banyak digunakan. Hal ini disebabkan
penggunaan merode tersebut masih dipandang memerlukan waktu yang banyak,
sehingga khawatir target kurikulum tidak tercapai. Kelemahan yang muncul dalam
proses pendidikan IPS, antara lain pada suasana belajar kaku dan terpusat pada
satu arah, sehingga kurang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk lebih
aktif dalam belajar. Budaya belajar lebih ditandai oleh hapalan daripada budaya
berpikir, sehingga untuk mata pelajaran ini peserta didik cenderung menganggapa
sebagai pelajaran hapalan.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu:
1. Media
pembelajaran apa yang perlu diterapkan agar suasana pembelajaran menjadi lebih
kreatif dan menarik siswa untuk memahami materi Vulkanisme?
2. Apakah
media pembelajaran maket sudah diterapkan di SMP?
3. Bagaimana
menerapkan media pembelajaran maket dalam pembelajaran di SMP?
4. Apakah
media pembelajaran maket dapat memudahkan guru menyampaikan materi Vulkanisme?
C.
Rumusan
Masalah
“Bagaimana
mengembangkan media pembelajaran maket pada materi vulkanisme sebagai penyebab
perubahan bentuk muka bumi dalam pembelajaran IPS?”
D.
Pembatasan
Masalah
Pada
penelitian ini, masalah dibatasi pada pengembangan media pembelajaran maket
pada materi vulkanisme sebagai penyebab perubahan bentuk muka bumi dalam
pembelajaran IPS.
E.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian ini, yaitu:
1. Mengembangkan
media pembelajaran maket dalam pembelajaran
2. Menghasilkan
media pembelajaran maket untuk SMP yang dirancang dan disesuaikan dengan materi
vulkanisme sebagai penyebab perubahan bentuk muka bumi dalam pembelajaran IPS
F.
Manfaat
Penelitian
Manfaat
penelitian ini, yaitu:
1. Menyediakan
media pembelajaran maket dalam pembelajaran
2. Mempermudah
proses pembelajaran
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A.
Media
Pembelajaran
Media
pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses pembelajaran. Segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup
pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education
Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer
dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan
proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut
media pembelajaran.
B.
Maket
Maket
adalah sebuah bentuk tiga dimensi yang meniru sebuah benda atau objek dan
biasanya memiliki skala. Maket biasanya digunakan untuk mendeskripsikan
sebuah keadaan. Jadi, maket digunakan sebagai sebuah representasi dari keadaaan
sebenarnya menuju keadaan yang akan diciptakan. Jika dalam bahasa Indonesia
sering disebut dengan maket, maka dalam bahasa Inggris sering disebut dengan mockup.
Terdapat
banyak jenis maket. Beberapa jenisnya antara lain: maket arsitektur, maket
mekanikal, maket struktural, maket simulasi, maket diorama,dan lain-lain.
Sedangkan judul maketnya sendiri tergantung dari nama proyek yang sedang
dikerjakan. Baik itu gedung, rumah tinggal, pabrik, pelabuhan, dan lain
sebagainya.
Adapun
bahan-bahan dari maket biasanya terbuat dari kayu, kertas, tanah liat, dan
sebagainya. Hal ini bergantung pada hasil akhir yang diinginkan. Seperti
contoh, jika kita ingin membuat hasil akhir maket dengan teknik monochrome,
maka bahan yang digunakan bisa saja bahan-bahan yang mengandung unsur putih,
seperti styrene atau styrofoam. Sedangkan bila ingin menghadirkan maket yang
menghasilkan efek sephia, maka dapat digunakan bahan berupa kayu balsa.
Sebuah maket yang layak untuk di
presentasikan menandai selesainya suatu proses perancang dan membutuhkan suatu
upaya yang besar dalam membangun maket tersebut agar tampak sempurna.
Sebuah maket tidak lebih dan tidak
kurang adalah sesuatu yang abstrak, gambar miniatur dari sesuatu yang
sesungguhnya yang dipertaruhkan bukan penggambaran yang tepat dari suatu
realitas, tetapi proses dari penyederhanaan untuk mendapatkan bentuk absiran
yang telah ditentukan.
Maket mengandung segi karakter
seperti lubang, proyeksi, jendela, dan rancangan atap. Dalam bentuk yang
abstrak ini, area lokasi-landscape dalam skala kecil disederhanakan dan di
ilustrasikan dengan bahan yang telah dipilih sebagai dataran rata. jika
landscape berlereng, hal ini dapat di maketkan dengan lapisan horizontal yang
ditumpuk di atas yang lain.
C. Vulkanisme
Vulkanisme
adalah peristiwa
yang berhubungan dengan aktivitas gunungapi, yaitu pergerakan magma dari dalam
litosfer yang menyusup ke lapisan yang lebih atas atau sampai ke permukaan
bumi. Di dalam litosfer, magma menempati suatu kantong yang dinamakan dapur
magma (batholit). Kedalaman dan besar dapur magma itu sangat bervariasi. Ada
dapur magma yang letaknya sangat dalam, ada pula yang dekat dengan permukaan
bumi.
Perbedaan letak ini merupakan
penyebab adanya perbedaan kekuatan letusan yang terjadi. Pada umumnya, dapur magma
yang dalam menimbul kan letusan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan
letaknya dangkal.
D. Research and Development
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Tujuan Operasional Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran maket pada
materi vulkanisme sebagai penyebab perubahan bentuk muka bumi dalam
pembelajaran IPS bagi siswa SMP kelas VII.
B.
Waktu
dan Tempat Penelitian
Kegiatan
penelitian ini dilakukan selama 4 bulan. Pembuatan produk pada penelitian ini
berupa maket vulkanisme. Tahan pengembangan dan perbaikan produk dilakukan di
tempat tinggal penulis. Sedangkan tahap ujicoba dilaksanakan di SMP Negeri 234
Jakarta dan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta.
C.
Metode
Penelitian
Metode
yang diguanakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan
(Research and Development) dengan percobaan suatu produk dan penyempurnaannya.
D.
Prosedur
Penelitian
No
|
Tahap
|
Tujuan
|
Kegiatan
|
Perangkat
|
1
|
Analisis
Kebutuhan dan Pengumpulan Data
|
1.
Mengidentifikasi
kebutuhan maket sebagai media pembelajaran IPS
2.
Mencari
informasi seberapa jauh gambaran maket sebagai media pembelajaran IPS
|
1.
Melalukan
survei kebutuhan siswa terhadap maket sebagai media pembelajaran IPS
2.
Melakukan
peninjauan terhadap berbagai literatur yang akan digunakan.
|
Siswa
sebagai responden dan angket sebagai perangkat.
|
2
|
Desain
produk
|
Mengembangkan
maket sebagai media pembelajaran IPS
|
1. Merancang maket yang akan dibuat berdasarkan materi vulkanisme
2. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
pembuatan maket
3. Membuat maket vulkanisme
|
1. Hasil analisis materi vulaknisme
2. Alat dan bahan untuk membuat maket
3. Skesta maket vulkanisme
|
3.
|
Validasi
desain
|
1.
Menghasilkan
maket berdasarkan sketsa yang telah dibuat
2.
Meminta
masukan dari para ahli mengenai desain
|
1.
Menampilkan
hasil maket yang telah dibuat kepada para ahli
2.
Meminta
penilaian dari para ahli terhadap maket yang telah dibuat
|
1.
Maket
2.
Silabus
dan materi pembelajaran
3.
Para ahli
sebagai responden
4.
Angket
sebagai instrumen penilaian dari para ahli
|
4
|
Ujicoba
skala kecil
|
1. Meminta penilaian dari guru mata pelajaran IPS untuk
mengetahui kesesuaian maket dengan materi vulkanisme
2. Mengetahui ketertarikan siswa terhadap maket dalam penggunaan
dan penerapan serta pengembangan maket dalam pembelajaran IPS
|
1. Menampilkan maket yang telah dibuat kepada guru dan
siswa
2. Menerapkan fungsi maket terhadap materi vulkanisme
3. Memberikan angket validasi kepada siswa terhadap
maket
|
1. Maket
2. Guru dan siswa sebagai responden
3. Angket penilaian
|
5
|
Revisi
atau perbaikan produk
|
Memperbaiki
maket yang telah dibuat
|
Melakukan
perbaikan maket
|
Alat dan
bahan yang masih diperlukan
|
6
|
Ujicoba
lapangan
|
1. Meminta masukan dan penilaian dari guru IPS dan
siswa untuk melakukan perbaikan terhadap maket
2. Mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa terhadap
maket
|
1. Melakukan ujicoba pada skala besar
2. Melihat respon guru dan siswa
3. Memberikan angket validasi kepada siswa dan guru
|
1. Maket
2. Guru dan siswa sebagai responden
3. Angket penilaian
|
E. Instrumen penilaian
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian pengembangan (RnD) ini berupa:
1. Instrumen
penelitian dan pengumpulan informasi (Analisis Kebutuhan)
Instrumen ini berisi pertanyaan yang
bertujuan untuk mengetahui kebutuhan siswa dan guru dalam pembelajaran IPS agar
media pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Instrumen ini
digunakan dalam tahap ujicoba skala kecil.
2. Instrumen
uji coba kelayakan penilai (materi dan desain produk)
Instrumen
uji kelayakan mengacu kepada pendapat penilai media dan desain produk. Data
yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis. Hasil yang diperoleh dijadikan
acuan untuk melakukan perbaikan terhadap produk.
3. Instrumen
uji kelayakan kepada guru dan siswa
Instrumen
uji kelayakan ini ditujukan kepada guru IPS dan siswa SMP
Negeri 234 Jakarta.
F.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini
data yang digunakan berupa data hasil ujicoba kepada para penilai, guru dan
siswa. Data diperoleh berdasarkan angket yang telah diberikan kepada responden
terhadap produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan kemudian diujikan
kepada penilai materi, penilai desain, guru serta siswa SMP Negeri 234 Jakarta.
Setelah menggunakan produk, responden kemudian mengisi angket yang telah
diberikan. Data yang diperoleh berupa angket pernyataan yang telah diisi oleh
responden.
G.
Teknik
Analisis Data
Data
yang diperoleh, dianalisis dengan melakukan perhitungan menggunakan skala.
Dapat dilihat sebagai berikut:
0%-20% :
Sangat kurang
21%-40% :
Kurang
41%-60% :
Cukup
61%-80% :
Baik
81%-100% :
Sangat baik